Sabtu, 15 Oktober 2011

Dua Purnama di Marapokot, Nagekeo

Tanggal 14 Agustus 2011, sekitar jam 3 sore...


Mas Baktiar Sontani dan Mas Arief Papat , dalam penugasannya ke Nagekeo, menyempatkan waktunya untuk bersama-sama teman-teman NPC, hunting ke marapokot. Kampung nelayan dan pantai yang landai. Cuaca cukup cerah. Langit biru membentang dengan sedikit awan menghiasinya. 

Tujuan utama kegiatan hunting sore itu adalah belajar memotret. Sudah pasti Mas Baktiar Sontani lah yang menjadi guru kami. Kebetulan dia juga membawa 1 buah lensa tambahan, Samyang Fish Eye 8mm, Manual Lens. Beberapa trik dan teknik pengambilan gambar menggunakan lensa itu perlahan dia ajarkan sehingga komposisi tidak terlalu terganggu dengan distorsi lengkungan lensa yang sangat tinggi. 

Tentu saja dia dan Mas Arief Papat yang jadi korban pertama hehehehehe...
Selanjutnya sebuah perahu menjadi korban latihan berikutnya... Posisioning sangat penting untuk mendapatkan hasil yang baik. Cukup banyak shutter yang ‘melayang’ untuk bisa menemukan komposisi terbaik...



Mas Baktiar kemudian menawarkan suatu komposisi untuk di coba. Menjepret lengkungan ombak saat hendak pecah dengan menggunakan lensa Fish Aye. Untuk komposisi yang satu ini saya harus rela basah dan siap-siap kehilangan kamera. Karena saya harus masuk ke dalam laut dan berdiri sejajar dengan ombak yang akan pecah. Resiko kamera terkena air laut di depan mata. Oleh karena itu timing benar-benar di atur. Untuk komposisi yang satu ini hasil yang di peroleh belum maksimal. Yaaahhh... rasa takut kehilangan kamera mengalahkan keberanianku. Tetap saya mencoba menampilkan 1 hasil jepretan komposisi tersebut dari sekian jepretan yang gatot alias gagal total, walau seadanya, sekedar untuk lebih memacu semangat saya jika nanti punya lensa Fish Eye sendiri hehehehe...*www.entahkapan.com*

Perlahan senja menghampiri kami..
Beberapa jepretan untuk senja dan 1 jepretan untuk di tampilkan...

Setelah cukup gelap teman-teman NPC menemani Mas Baktiar dan Mas Arief Papat untuk berbuka puasa. Kebetulan pas bulan puasa. Saya sendirian menanti purnama yang akan terbit saat itu (bagian dari planning hunting kami). Sekitar jam 7an malam, purnama mulai menampakan keindahannya di atas horison laut sawu yang membentang luas di hadapanku. Aku segera mengabari mereka lewat Sh
ort Massage. Pelajaran berikutnya adalah menjepret purnama. Hasilnya pernah Mas Baktiar tampilkan dalam catatanya juga. Saya ingin menampilkan hasilnya yang berbeda warna. Karena kami sempat mencona-coba warna diffuser flash untuk ‘mewarnai’ jepretan kami secara langsung. Kecepatan, apertur dan white balance diatur sesuai arahan Mas Baktiar. Hasilnya sungguh mempesona. Bangga memiliki guru yang luar biasa dalam berbagi dan berkarya...



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tanggal 14 Oktober 2011, sekitar jam 5 sore...


Mas Kadek Maharta Kusuma, dalam penugasannya juga ke Nagekeo, saya ajak untuk hunting purnama lagi, walau kami sendiri dalam kondisi yang sangat-sangat sibuk. Kali ini kami berdua saja. Satu bulan belakangan ini ternyata kami berdua sama-sama kena penyakit ‘bad mood’ fotografi. Bad feel membuat semangat memotret jadi turun drastis. Apalagi untuk komposisi Landscape. Oleh karenanya kami mencoba membangkitkan semangat itu, di sore hari kemarin.


Beberapa jepretan sunset di padang mengawali hunting purnama kami. Lumayan, feel mulai tumbuh dengan komposisi siluet. Saling melihat hasil dan sama-sama memperbaikinya. Sama-sama belajar.


Sebuah jepretan untuk Mas Kadek, degan latar belakang senja.

Sebelum ke tempat yang kami tuju, kami mampir di dermaga utama, menyusuri tepian pantanya, untuk beberapa jepretan perahu dalam senja.

Selanjutnya kami menuju ke TKP. Karena purnama diperkirakan masih sekitar sejam lagi dari waktu kami sampai ke sana, kami berdua kemudian menghabiskan waktu dengan bersantai dan minum black coffe di warteg terdekat. Beberapa batang rokok menemani obrolan kami. Obrolan seputar fotografi dan tentu saja seputar cewek. Topik yang selalu hangat hehehehe...
Kurang lebih 10 menit sebelum purnama terbit (estimasi waktu orang kampung nelayan dan sangat tepat), kami mencari posisi yang pas di pinggir pantai untuk memotret. Setelah ber

jalan-jalan dan melihat-lihat, sebuah perahu yang cukup dekat dengan bibir pantai menjadi objek utama kami untuk ‘menemani’ purnama. Bedanya, dulu pakai lensa Fish Eye, sekarang pakai lensa bawaan alias KIT forever after hehehehehe... Bermodalkan 1 buah tripod kami beraksi.Bergantian. Saling membantu menembakan flash ke objek perahu untuk mendapatkan cahaya maksimal, karena berbeda dengan saat bersama Mas Baktiar dahulu, ada cukup cahaya dari lampu petromax nelayan yang memperbaiki perahunya tepat di belakang kami.
Beberapa jepretan untuk perahu dan purnama yang indah dengan beberapa sudut yang berbeda. Tentu saja menggunakan komposisi yang pernah diajarkan Mas Baktiar Sontani.



Bulan semakin tinggi. Peralatan segera kami kemas. Sambil berjalan menuju ke sepeda motor yang setia menanti kami Mas Kadek bilang sama saya kalau dia baru kali ini melihat indahnya purnama saat terbit di horison hamparan laut. Dan dia senang sekali. Saya juga tentu senang dapat mewujudkan keinginannya untuk memperoleh moment indah ini. Sampai lupa membelikan makan malam buat Mas Leon yang menanti di Hotel... hahahahaha...
Dan seandainya ada cewek yang menemani kami... tentu asoyyy dan romantisssss...hahahahaha....
Dua purnama di marapokot. Bersama para sahabat. Membuatku semakin mencintai fotografi. Mencintai alam yang menyediakan keindahan bagi kita, dan mencintai Sang Pencipta semua keindahan ini. Dan aku membagi keindahan ini buat teman-teman sekalian yang mungkin tidak pernah mengalaminya secara langsung. Dan tentu saja ada maksud ‘implisit’. Bahwa inilah Mbay kami yang indah... mbay kami yang masih asri... mbay kami tercinta... semoga lestari selalu keindahan ini... tidak rusak di’makan’ jaman...
mari kita jaga bersama...
sehingga purnama akan tetap selalu indah disini...
selamanya...


Mbay, 15 Oktober 2011.....