Kamis, 04 Agustus 2011

Jeprat Jepret Ala NPC

Kesibukan para anggota NPC dalam tugas tak pernah menghalangi kreativitasnya dalam memotret. Panorama dari balik persawahan biasanya menjadi surga bagi anak-anak NPC. Aurora dibalik perbukitan bagian barat dari kota Mbay tak ketinggalan menjadi target utama dalam hunting sunset.

Photo by.Eddy Due Woy."Siluet"

photo by. Eddy Due Woy"Purnama di Waekokak"

Photo by.Eddy Due Woy"Mentari pagi di Nila"
Terlepas dari panorama Nagekeo, budaya dan manusia menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi anak-anak NPC. Sebuah perpaduan indah dari corak budaya Nagekeo menjadi catatan sejarah betapa indahnya Kabupaten yang terletak di tengah pulau Flores.


Photo by.Yanto Mana Tappi"Woman of Roba Dhowi"

photo by.Yanto Mana Tappi "Ritual Gua Ru - Suku Lape"
Photo by.Yanto Mana Tappi "Tinju adat Etu"
Nagekeo Smoker
Realita kadang menjadi sebuah insipirasi. Tak jarang juga menjadi sebuah bahan perenungan.Benarkah kata orang jika masih banyak yang belum merdeka di bangsa ini? Sudahlah...kami tidak ingin mengajak kita berdebat mencari tahu telur ataukah ayam yang lahir duluan. Cukuplah ini menjadi sebuah bahan perenungan kita bersama, kesendirian dan penderitaan mereka adalah milik kita bersama.

Dari sudut perkampungan nelayan Nangadhero-Marapokot

NPC tidak melihat pada konflik atau apakah itu sebuah diskriminasi,tapi kami coba untuk menangkap realita dari balik lensa untuk kita saling berbagi.Tak perlu mencari tau hati nurani siapa yang paling bersih, atau siapa yang mau menjadi pahlawan, tapi ini milik kita bersama.
Sebuah sekolah dasar di Desa Nangadhero, hanya bisa tampil dengan apa adanya, jauh dari ada apanya. Tak ada kata kompetisi disini, tak ada kata bangga disini. Ratusan murid SDK St.Stevanus Nangadhero terpaksa harus menempati ruang kelas yang tak layak.Tragisnya lagi, dibalik dinding kelas yang terbuat dari bambu yang telah berlubang, sebagian murid terpaksa harus bawa sendiri kursi belajar dari rumah. Belum lagi, kalau musim hujan tiba, generasi bangsa ini harus berlindung dibawah meja agar terhindar dari tirisan air dari atap daun. Diakui oleh Urbanus Pili,Kepala Sekolah SDK St.Stevanus Nangadhero, keadaan  seperti ini sudah berlangsung dari tahun 2005.

Realita ini terekam oleh lensa crew NPC(Servatinus Mamilianus).
Photo by.Servatinus Mamilianus
photo by.Yanto Mana Tappi "Generasi Desa Nangadhero"
 Dari hasil investigasi yang dilakukan oleh Servatinus, realita ini naik menjadi berita dihalaman depan Harian Pos Kupang dan Flores Star edisi 13 Agustus 2003. Sehari berselang ketika dimuatnya berita ini, salah satu anggota NPC, Eddy Due Woy menelepon,katanya, dari Bagian Keuangan Nagekeo telah menyiapkan uang 10juta Rupiah untuk membantu kekurangan SDK St. Stevanus Nangadhero.
Dalam hati kami hanya mampu berucap...."Sungguh indah hidup dalam kebersamaan". Deritamu adalah deritaku, tangismu adalah airmataku.
photo by.Didimoezh
Tak ada yang dapat menghalangi langkahku untuk meraih masa depan.


Jepret never die........
Catatan : Photo-Photo dalam halaman ini telah mendapat persetujuan untuk di publikasikan.Semua photo hasil karya dari anggota NPC.Teks by.Yanto Mana Tappi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar