Minggu, 01 Juni 2014

Napak tilas Bung Karno di Ende

Ende tidak hanya terkenal dengan keajaiban danau tiga warna Kelimutu. Dikota seribu nyiur melambai ini juga memiliki catatan sejarah kemerdekaan bangsa. Soekarno, presiden pertama RI diasingkan oleh Belanda dikota ini. Sebuah rumah kecil tua yang terletak dijalan Perwira adalah bukti sejarah keberadaan Bung Karno selama pengasingannya di Ende. Bangunan ini tidak besar,hanya memiliki dua buah kamar tidur, satu kamar tamu dan sebuah ruangan kecil tempat semedi. 

Pada tanggal 16 Mei 1954, rumah ini resmi menjadi rumah museum oleh Presiden Soekarno. Berbagai jenis perabotan,mulai dari kursi meja,tempat tidur sampai setrika arang dan cerek alumanium bekas pakai Bung Karno tersusun rapi dalam lemari kaca. Ada juga tongkat,pulpen dan catatan-catatan dari kerabat. Deretan foto-foto kisah hidup Bung Karno selama di Ende terpajang rapi didinding. 

Pada Tanggal 1 Juni 2013, Wakil Presiden Budiono datang berkunjung dan meresmikan taman renungan Bung Karno. Taman ini tidak jauh dari rumah pengasingan. Dari catatan sejarah, taman inilah tempat Bung Karno sering duduk pada sore hari. Dibawah sebuah pohon ketapang, sang Proklamator betah berjam-jam dalam perenungan. Konon, disinilah cikal bakal lahirnya Pancasila yang selalu kita peringati setiap tanggal 1 Juni. 

Agar tak lupa akan sejarah, Pemerintah Kabupaten Ende melakukan napak tilas mengenang perjuangan Bung Karno dalam pengasingannya di Ende. Kali ini,Sabtu (31/05/2014),rombongan napak tilas yang terdiri dari perwakilan dari seluruh kecamatan, unsur Muspida, tokoh masyarakat, kaum pengajar dan pelajar serta masyarakat memulai perjalanan dari pulau Ende,selanjutnya menuju situs rumah pengasingan, gedung Immaculata,kuburan sahabat Bung Karno dan berakhir di Taman Perenungan. Perjalanan diwarnai pula dengan pentas teatrikal kisah Bung Karno. Inilah kisah sejarah sang Proklamator dipulau Nusa Bunga. Dari Ende untuk Indonesia.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar