Mentari baru terjaga dari tidur panjang ketika puluhan orang
berkumpul dipantai Marapokot. Masih nampak wajah yang menyimpan rasa kantuk.
Sang balita masih terlelap dalam gendongan. Sekelompok orang larut dalam obrolan
santai, sesekali menguap lebar disertai tawa ringan.
Sementara yang lain hanya menatap kosong kearah laut, sembari berharap rejeki kali ini sesuai yang diharapkan. Puluhan gentong plastik masih kosong.
Sementara yang lain hanya menatap kosong kearah laut, sembari berharap rejeki kali ini sesuai yang diharapkan. Puluhan gentong plastik masih kosong.
"Beginilah bang, kalau bulan gelap ikan susah,' keluh
seorang bapak disamping saya. Cerita sang bapak, sudah hampir dua minggu
terakhir ikan yang didapat hanya sedikit. Kebanyakan ikan teri atau dalam
bahasa lokal lebih dikenal dengan ikan lure. Ada juga beberapa nelayan yang
dapat ikan-ikan besar, tapi tidak seberapa,' lanjutnya. Pesisir Marapokot
terletak diwilayah pantai utara kabupaten Nagekeo. Berbeda dengan pantai
selatan, pantai utara Nagekeo lebih didominasi pantai berpasir, sehingga tidak
banyak ikan-ikan karang seperti dipantai selatan. Dari cerita para nelayan,
untuk mendapatkan ikan-ikan besar mereka harus bertolak jauh ke lautan.
Seiring mentari meninggi, satu dua perahu bermunculan ditepi
pantai. Tidak jauh berbeda dengan perahu sebelumnya,gentong dan ember kembali
terisi ikan lure. Nampak beberapa wajah kecewa kembali ke pantai dengan ember
kosong."Lagi-lagi luter, mau jual apa kita,' keluh seorang pedagang ikan.
Ternyata istilah luter merupakan singkatan dari lure-terus." Begini sudah
om,dua minggu kita jual lure tidak ada orang mau beli,' lanjutnya.

Dari salah satu perahu, seorang nelayan menurunkan beberapa
ekor ikan kakap berukuran sedang. Begadang semalam dengan tali pancing cukup
membawa berkah baginya. Namun, ini belum menjadi rejeki bagi para pedagang ikan.
Pasalnya, harga kakap yang dipatok oleh pemancing terasa mahal.
Berbeda dengan pengakuan beberapa ibu. Bagi mereka, musim
lure memberi rejeki tersendiri. Lure-lure akan dikeringkan dan dijual kepada
pengumpul. Rata-rata sekilo dijual dengan harga 25 ribu rupiah. Tidak butuh
proses yang panjang dari mengeringkan sampai dijual. Lure yang dibeli pagi ini
langsung dikeringkan dirak pengeringan. Sekitar jam tiga sore lure sudah bisa
disimpan dalam karung dan siap dijual. Rata-Rata harga beli lure basah
segentong 120 ribu sampai 150 ribu rupiah. Dari hasil segentong lure basah bisa
menghasilkan 10 kilogram lure kering.

"Lure disini sangat bagus pak, bisa disimpan sampai
satu tahun,' ungkap Abdulah,salah satu pengusaha lure. Disini kami tidak pakai
garam untuk pengawetan, makanya banyak orang yang datang beli lure Marapokot,'
lanjutnya sembari mengatur lure-lure dirak pengeringan. Kata Abdulah, usaha
lurenya hanya dilakukan musiman. Alasannya, rata-rata semua nelayan masih
tergantung pada alam.
Dalam periode musim bulan gelap, perairan pantai utara
lebih didominasi ikan lure.
Sedangkan pada musim bulan terang, Abdulah dan
nelayan lain akan lebih konsentrasi pada ikan-ikan mancing.
Pagi ini, lebih dari tiga puluh gentong dan ember terisi
penuh ikan lure. Perlahan pantai mulai ditinggalkan. Tidak menunggu lama, lure
dari gentong beralih tempat ke rak pengeringan. Sebagian ada yang memasukan
dalam kantong plastik untuk dibawa pulang. "Lumayan buat ikan sayur,' ucap
Abdulah.
Photo & teks : Yanto Mana Tappi
Lure nih paling asyik dimakan segar dibikin lawar, full kalsium karena yang pasti makan setulang2nya....
BalasHapusenak mas bek.CMA ada efek ngatif kalo kebanyakn mkan ko?
BalasHapus